Atatnaberita.com ~ Minggu malam tepatnya pada tanggal 27/7/19, Geusyik Lameue lueng Nurdin AR mengadakan Rapat di meunasah setempat dengan Agenda pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang telah ditetapkan dan disepakati di awal tahun 2019 dalam APB desa.
Namun,sebelum Rapat Umum di adakan pihak keucik dan aparatur Gampong yang terdiri dari tuha peut ,sekretariat desa, bendahara, tpk,kaur desa, dan aparatur lainnya telah lebih dahulu membuat Rapat Internal yang tidak melibatkan pihak pengawasan setempat,sehingga apa yang di bahas dalam rapat tersebut tidak di ketahui oleh pengawas desa.
Pada Rapat umum barulah dijelaskan isi kandungan yang di bahas dalam rapat internal, anggaran Desa tahap pertama cair sekitar 20% dari jumlah keseluhan yang mencapai 800 juta lebih, oleh gecik dan aparatur gampong telah menyepakati mempergunakan anggaran tahap tersebut untuk honorium aparatur desa, anak yatim,fakir miskin dan pelaksanaan kegiatan jembatan yang berdiameter panjang 5 m lebar 3 m yang diplot anggaran berkisar antara 50-60 juta.
dihadapan masyarakat yang hadir didalam meunasah setempat geucik Nurdin memaparkan tentang tehnik kerja khususnya mengenai ongkos yang dilelang kepada Tukang seharga 15 juta ,maka terjadilah tawar menawar antara pihak tukang yang ingin mengerjakan jembatan tersebut, ada yang menawarkan Ongkos Rp:14 juta ada yang Rp: 13,5 juta terakhir penawaran yang di ajukan oleh tukang yang berinisial ( U.UB) Rp: 13 juta,sehingga pekerjaan jembatan tersebut di laksanakan oleh tukang tersebut.
Permasalahan;
Setelah deal pemutusan tukang beserta ongkos,barulah Ketua tuha 4 yang berinisial (AR) menunjuki taringnya seraya memanggil bapak geucik,
" pak geucik,lon na saran, na ureng kheun bak lon tentang ureng pengawasan,dan meunurot lon sebagai tuha 4 waki masyarakat, awak nyan hana cocok jeut ke pangawas dan payah gantou,
karena awak nyan meumasalah dengan dicok peng kegiatan yang awaknyan kerja awai "
"(bapak geucik, ada saran dari saya,ada orang yang mengatakan pada saya tentang orang pengawas,dan menurut saya selaku tuha 4 wakil masyarakat,mereka berdua tidak cocok jadi pengawas dan harus di ganti.karena mereka berdua bermasalah dengan pengambilan uang pada pekerjaan yang mereka kerjakan dulu.)"pungkasnya.
kemudian oleh geucik memberi tanggapan atas tuha 4, seraya mengatakan " awak nyan lon yang puduk,nyan wewenang lon"(mereka saya yang beri jabatan dan itu merupakan hak saya). mendenger ulasan geucik,tuha 4 merasa geram dan membantah, ough tidak boleh begitu,karena mereka bermasalah, dan baiknya di ganti,disaat itu pula terjadi cekcok antara geucik dan tuha 4 sehingga gecik pun mengalah demi kelancaran kegiatan dan menggatikan pengawas lama dengan yang baru.
Amatan Atatnaberita.com , seorang Ketua tuha 4 tidak boleh arogan sedemikian rupa, karena kita sama - sama mengetahui tugas dari seorang tuha 4 itu sendiri menyelesaikan masalah, ketika ada masalah dialah kunci penyelesaian setiap masalah, bukan malah menciptakan MASALAH , seperti dalam kasus mendeskriminasi pengawasan.
Menurut Amran M.gade ( pengawas pertama sebelum diganti ) , jika ALASAN yang di ambil oleh ketua tuha 4 bahwa dirinya tidak bisa menduduki jabatan sebagai pengawasan dengan dalih amran orang yang bermasalah itu sangat tidak logis. amran mengatakan , sepatutnya ketua tuha 4 lah yang wajib turun/diganti karena dialah orang yang paling bermasalah didesa setempat, bagaimana tidak ,? " ketua tuha 4 yang berinisial AR itu pada tahun-tahun sebelumnya merupakan ketua pertama POKTAN (kelompok pertanian) desa setempat.
Sehingga dengan diobok-oboknya dana tersebut oleh kelompok 1 hingga 5 membuat penebusan baja bersubsidi jenis poska tersebut tidak berjalan sebagaimana yang di harapkan oleh masyarakat setempat.
padahal kata amran lagi, masalah poktan sudah diadakan rapat internal oleh pihak perangkat dahulu sebelum kepeminpinan dinahkodai oleh geucik Nurdin tetapi (Helmi ridwan), sehingga ketua2 kelompok di panggil semua,dan mereka mengakui ada setoran anggaran dari masyarakat kepada mereka,kala itu yang paling banyak dana ada sama ketua 1 poktan yang menjabat sebagai ketua tuha 4 sekarang berinisial (AR).
Bahkan pada awal tahun 2018 pihak perangkat lama yang pada saat itu Tongkat estafed ketua tuha 4 dipegang oleh Zulkifli Awahab (pak don), olehnya sudah mengadakan rapat internal serta Rapat umum mengenai Poktan(kelompok pertanian, hal penebusan baja jenis poska yang menyebabkan tertumpuknya anggara yang mencapai 19 juta rupiah dan bagi mereka ketua-ketua poktan diberi senggang waktu satu minggu untuk melunasi semua uang yang sudah dipakai, merekapun menyanggupinya.dan Ironisnya hingga detik ini uang tersebut tak kunjung dilunasi bak ditelan bumi.
Lantas, apakah itu bukan sebuah KESALAHAN BESAR yang dilakukan oleh ketua tuha 4, dan apakah dia ketua tuha 4 sekarang yang berinisial (AR) layak menduduki jabatan sebagai ketua tuha 4 ...???? tanya amran pada tim atatnaberita.com dengan nada lantang, menurut saya dia ( AR ) jangankan ketua tuha 4, sebagai anggota tuha 4 saja dia tidak layak dan saya tidak mengakui serta tidak menganggap kalo dia sebagai ketua tuha 4 " ujarnya"
kasus tersebut sekarang sudah menjadi buah bibir dalam kalangan masyarakat,hingga tim Atatnaberita.com mengexpost berita ini.
jika ingin berkomentar,maka tulislah berupa saran dan nasehat.
EmoticonEmoticon