KOREA UTARA SUDAH MULAI HILANG KESABARAN DENGAN AMERIKA,INI PENYEBABNYA



  Menteri Luar Negeri Korea Utara menuntut Amerika Serikat mengubah sikap dalam negosiasi pelucutan nuklir "sebelum terlambat" karena Korut "memiliki batas kesabaran dalam mencari kesepakatan". 

AS meminta Korut untuk menanggalkan persenjataan nuklir dengan iming-iming akan menarik seluruh sanksi yang telah diterapkan pada negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.

"Amerika harus benar-benar melihat dan memikirkan peristiwa satu tahun ke belakang untuk memutuskan strategi yang tepat sebelum terlambat," kata juru bicara kementerian dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita KCNA,

"AS akan lebih baik jika mengganti cara mereka berhitung dan merespons permintaan kami secepat mungkin."

"Kesabaran kami memiliki batas," demikian bunyi pernyataan Menlu Korut sembari menambahkan bahwa AS "membuang-buang waktu dan kesempatan dengan meminta Korut menanggalkan misil terlebih dahulu."

baca juga: misi jet tempur perancis kapal induk charles


Komentar Menlu Korut tersebut hadir setelah AS-Korut gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan di Hanoi, Februari lalu.

Korut meminta AS mencabut sanksi terlebih dahulu sebelum mereka melakukan denuklirisasi, sementara AS menegaskan Korut harus melucuti persenjataan nuklir terlebih dahulu sebelum sanksi dicabut. 

Sikap tegas Korut ini sudah terlihat bahkan sebelum pertemuan di Hanoi, dengan mereka meminta AS mencabut sanksi jika tetap menginginkan pertemuan terlaksana. 

Namun, sebagai tawaran, Korut siap memberikan konsensi yang setimpal. 

"Mereka siap untuk menyerahkan segalanya, termasuk seluruh fasilitas di Yongbyon (reaktor utama Korut). Bukan hanya satu reaktor fisik, tapi seluruh kompleks," ujar salah satu sumber media ternama Internasional.
"Mereka juga bersedia untuk menuliskan seluruh proses pelucutan nuklir dalam satu dokumen resmi. Namun kemudian (Donald) Trump dan pemerintah Amerika, menolak proposal itu dan pergi."

Pemerintah Amerika Serikat sendiri masih meyakini kedua negara akan bisa mencapai kata sepakat dan membuka peluang pertemuan ketiga. 

"Saya kira mereka mau membuat perjanjian dan kam pun demikian," kata presiden Donald Trump kepada wartawan, saat mengunjungi Irlandia. 

Trump juga mengatakan ia ingin bertemu pemimpin Korea Utara "pada waktu yang tepat."

Trump juga enggan membesar-besarkan uji rudal jarak pendek yang dilakukan Korea Utara pada bulan lalu, meski penasehat keamanan AS mengatakan bahwa uji coba tersebut melanggar resolusi PBB. 

sumber: ccn indonesia

Artikel Terkait

jika ingin berkomentar,maka tulislah berupa saran dan nasehat.
EmoticonEmoticon